Minggu, 01 Januari 2012

Halmahera Nickel Project

“Selamat datang di kota Ternate, kitorang datang dari rantau so rindu mo baku dapat, kitorang samua basudara sio…” kutipan lirik lagu oleh Feybiola Kawatu - Kota Ternate.

Indahnya kota Ternate dan peta pulau Halmahera

Indahnya gugusan pulau-pulau kecil di sekitar tanah Ternate tampak jelas dari atas ketika pesawat yang kutumpangi ini hendak mendarat di bandara Sultan Babulah Ternate. Terlihat pula Mesjid Al-Munawar Ternate yang bercirikan pilar-pilar menaranya di atas laut berdiri kokoh seperti kokohnya Gunungapi Gamalama Ternate.

Istana Kesultanan Ternate dan Menara di atas laut Mesjid Al Munawar

Petualangan seru kali ini adalah di pulau Halmahera, untuk ke pulau ini harus ditempuh melalui kota Ternate menggunakan pesawat kecil selama 30 menit atau juga menggunakan kapal laut. Halmahera sendiri merupakan pulau terbesar di Kepulauan Maluku yang berdekatan dengan pulau Ternate. Pulau Halmahera ini merupakan bagian dari provinsi Maluku Utara, Indonesia. Pulau ini dibagi menjadi 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Tengah.

Menelusuri sungai Sangaji dengan ketinting

Observasi yang akan saya lakukan adalah pengekplorasian sumber daya mineral yakni logam bijih nikel, yang berada di daerah pedalaman Maba, Halmahera Timur. Dengan topografi berupa bukit yang curam dengan kemiringan lereng 45° – 80° dan berada pada 250 – 750 m di atas permukaan laut. Secara geologi daerah ini disusun oleh low-medium serpentinized peridotite dengan mineralisasi berupa Garnierite, Fe-Oxide dan low silica. Endapan nikel yang berkembang berupa nikel laterit, adalah pelapukan dari batuan ultrabasa yang telah mengalami ubahan batuan “serpentinisasi” akibat pengaruh larutan hidrotermal yang terjadi pada masa akhir pembekuan magma. Pelapukan tersebut yang mempengaruhi komposisi kimia yang terdapat pada mineral batuan (olivine dan pyroxene) menjadi tidak stabil sehingga membentuk mineral-mineral seperti goethite dan hematite pada zona limonite serta garnierite dan chrysoprase pada zona saprolite yang banyak mengandung unsur Ni.

Mineral Garnierite (hijau)

Selain itu Halmahera memiliki keindahan cagar alam dengan hutan yang masih asli “perawan” dengan banyaknya flora dan fauna yang berkembang serta adanya keberadaan suku terdalam “Olo-olo” yang jauh dari peradaban penduduk pesisir. Beberapa rekan saya tidak sengaja sempat bertemu dengan suku tersebut serta ditemukannya beberapa kumpulan tengkorak dan rangka yang diyakini adalah berasal dari suku tersebut. Kekayaan flora yang terkenal adalah sarang semut yang tumbuh di atas pohon-pohon besar. Banyak peneliti/ahli obat-obatan herbal mengatakan bahwa tumbuhan ini mengandung banyak khasiat yang baik untuk kesehatan. Telah terbukti sarang semut dapat menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migrain, rematik dan leukemia.
 
Sunrise di ketinggian pulau Halmahera dan Sarang Semut

Petualangan yang menarik di Halmahera apabila kita menelusuri sungai-sungainya. Salah satunya yang pernah saya lewati adalah sungai Sangaji yang banyak terdapat macam-macam fauna seperti buaya, iguana, kadal, babi hutan, burung nuri dan yang lainnya. Kisah menarik dan mengerikan ketika saya dan rekan-rekan mengalami kerusakan pada ketinting yang kami gunakan menghantam kayu dan batuan besar yang tidak terlihat di dalam sungai sehingga ketinting tersebut bocor dan tenggelam. Sesuatu yang terbenak dalam pikiran adalah bagaimana menyelamatkan diri ke tepian karena sungai tersebut yang banyak terdapat buaya.


Petualangan yang sangat menarik dan mengesankan selama 7 bulan di Halmahera, semoga ada kesempatan kembali lagi untuk dapat mengekplorasi sumber daya alam yang masih belum terjamah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar