Rabu, 17 November 2010

Wayahna Saayana di Sulawesi Tengah

Kondisi di lapangan memang tidak selalu sesuai yang diharapkan, ada kalanya keadaan alamnya menantang tapi support untuk survive di sana tidak mendukung. Yaah.. itulah namanya ekplorasi, wayahna saayana harus dibawa happy aja deeh.

Travel-in Menuju Lokasi, insert Peta Kab. Tolitoli


Setelah libur lebaran kemarin, akhirnya saya mendapat kesempatan untuk berpetualang pertama kalinya ke salah satu daerah di pulau Sulawesi. Toli-toli adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang berada di bagian atas atas pulau Sulawesi dan berbatasan dekat dengan daerah Gorontalo. Penelitian kali ini diutamakan untuk pencarian sumber mineral logam emas dan tembaga. Kesampaian menuju lokasi adalah dari Jakarta menggunakan pesawat ke Palu dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 30 menit. Perjalanan dilanjutkan dari Palu menuju kabupaten Toli-toli yang ditempuh selama 12 jam dengan kendaraan mobil melalui jalur pantai barat dengan jalan provinsi (Palu – Gorontalo). Perjalanan kali ini saya bersama dengan Ichwan dan Asep yang nota-bene adalah freelance geologist yang lebih berpengalaman daripada saya. Exciting rasanya kalau berpartner dengan rekan yang kocak seperti mereka sehingga 6 minggu di lapangan tidak terasa lama.

Aktivitas Mapping

Soil Auger Drilling

Pembuatan Parit Untuk Trenching

Diskusi dan Briefing

Sejarah geologi pulau Sulawesi awalnya terbentuk pada sepanjang zona tumbukan Neogen antara Lempeng Benua Eurasia dan mikrokontinen dari Lempeng Australia-Hindia. Daerah penyelidikan merupakan bagian leher dan lengan Utara Sulawesi, terletak di bagian Timur Kraton Sunda yang merupakan inti dari pada lernpeng Eurasia bagian Tenggara yang mengalami pengangkatan kuat. Satuan batuan yang tertua di daerah penyelidikan adalah Komplek Batuan Malihan, terdiri dari sekis amfibolit, sekis, gneiss, kuarsit dan pualam, diperkirakan berumur Kapur. Pada beberapa tempat terdapat intrusi-intrusi kecil diorit, granodiorit mengandung urat kuarsa yang kadang-kadang berpirit. Dari hasil penyelidikan dan disebandingkan dengan peta regional, lokasi penelitian memiliki keragaman litologi yang hampir sesuai, yakni pada Batuan Gunung Api Luar (Extrusive Rocks) dijumpai batuan berupa diorite/andesite dan di beberapa tempat diumpai adanya batuan granit. Aktivitas hidrotermal terjadi pada batuan diorite/andesite dan menyebabkan terjadinya alterasi dan mineralisasi pada urat-urat kuarsa dengan mineralisasi berupa emas (Au), besi (Fe), galena (Pb), dan tembaga (Cu). Sebelumnya di daerah ini sudah dilakukan kegiatan ekplorasi pendahuluan berupa pemetaan geologi regional dan ekplorasi geokimia yaitu dengan sampling Stream Sediment serta di lengkapi oleh pengamatan dan pengambilan sampel Float Rock Chips pada aliran sungai, serta Outcrops Rock Chips pada jalan-jalan yang dilalui ke lokasi sampling Stream Sediment. Sampel-sampel dan pengamatan tersebut sangat diperlukan untuk menentukan daerah mineralisasi serta bidang urat mineralisasinya. Saat ini kegiatan yang akan dilakukan adalah mapping yang lebih detil, auger drilling, trenching dan survey topografi daerah penelitian.

Tracking Melewati Derasnya Arus Sungai
 
Kejebur di Pantai, insert HP Tenggelam

Resistansi tubuh sangat diutamakan untuk survive di sini, medan yang berbukit dan lembah yang curam dan sungai-sungai yang deras harus dilalui dengan hati-hati. Sedikit info kalau sering berpetualang membawa alat elektronik usahakan gunakanlah barang-barang yang kuat dan tahan terhadap air dan guncangan sehingga tetap awet serta tidak ragu-ragu untuk melakukan hal-hal yang exreme saat berpetualang. Hehehe.. sedikit promosi gunakanlah produk-produk extreme pilihannya adventurer seperti hp dan camera harus selalu dibawa penting lho!!. Kita juga harus bisa mengkontrol kondisi kesehatan untuk daerah yang rentan terhadap bahaya malaria dan demam berdarah. Selain kondisi alam yang menantang, keberadan suku pedalaman juga ada di daerah Toli-toli, penduduk pesisir sering menyebut nama sukunya adalah suku laudje, di mana mereka hidup di daerah pegunungan/hutan jauh dari pesisir yang lebih banyak masyarakatnya (mayoritas suku bugis). Sayangnya saya belum sempat berjumpa dengan suku tersebut walaupun setiap hari aktivitas saya selalu berada di dalam kawasan mereka. Di daerah pesisir masyarakatnya mayoritas bermatapencarian sebagai nelayan dan juga sebagai petani kelapa kopra, coklat dan jeruk melon. Aneh ketika saya melihat ada jeruk segede kepala, jeruk ini biasa disebut jeruk bali. Kekayan laut nya juga menawan, ketika waktu senggang saya sempatkan untuk memancing, walaupun hasil tangkapannya tidak seberapa besar tapi cukup memuaskan bisa memancing di atas bebatuan karang.

Besarnya Jeruk Melon di Kebun Coklat Warga

Hasil Pancingan Ikan-ikan Yang Kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar